search

Jumat, 27 Mei 2011

Teori Geosinklin


Ada banyak teori yang berkembang di dalam geologi. Teori ini muncul untuk menjawab semua rasa keingin tahuan manusia dan rasa ketidak puasan manusia terhadap teori yang ada. Teori ini berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Bumi tempat kita hidup sekarang mempunyai banyak misteri. Untuk membuka sedikit misteri ini maka para ahli geologi dengan kolaborasi teknologi mengembangkan berbagai macam teori. Teori tersebut seperti yang dijelaskan berikut.

Teori Geosinklin

Konsep geosinklin pertama kali berkembang pada pertengahan abad ke 18 saat geologiawan Amerika, James Hall dan James Dwight Dana menaruh perhatian besar terhadap Pegunungan Appalachian. Teorinya pertama kali digunakan untuk menjelaskan cekungan yang terus terisi sembari teru mendalam yang pada akhirnya diperkirakan akan menghasilkan kontraksi pada kerak yang diakibatkan oleh pendinginan dan kontraksi dari bumi. Meskipun sering diterjemahkan sedikit berbeda oleh beberapa peneliti tapi secara umum teori ini adalah cekungan yang terus menerus mendalam sepanjang batas benua yang kemudian terdefomasi menjadi bagian dari

pegunungan. Beberapa fase yang penting dari geosinklin, tektogenik dan orogenesa diantaranya adalah pengakumulasian sedimen pada palung subduksi yang hadir bersamaan dengan endapan marginal atau hasil erupsi submarine dari lava basa dan ultra basa termasuk ofiolit; terdapatnya lipatan, sesar anjakan dan separasi pada batuan di geosinklin; pengangkatan dan penggantian sedimentasi pada daerah palung marginal pada pelebaran zona geosinklin, metamorfisme regional dam penggantian oleh batolit; pengangkatan epirogenik dengan erupsi volkanik dari basalt, andesit, dan riolit serta intrusi plutonik yang ko-magmatis; dan peneplasi

Teori ini kemudian berkembang pesat pada akhir abad 19 dan awal abad 20 dan dipergunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena cekungan pembentukan pegunungan sebelum digantikan oleh teori tektonik lempeng pada medio tahun 1960. Perbedaan pandangan yang terjadi diantara pengemuka geosinklin dari Amerika dan eropa terjadi dalam perkemabangan teori geosinklin, hal ini terjadi Karena kedua kelompok geologiawan tersebut menggunakan dua pegunungan yang

berbeda satu sama lain. Geologiawan amerika menggunakan analog dari pegunungan Appalachia sementara geologiawan Eropa menggunakan Pegunungan Alpine sebagai contoh.

Konsep tersebut menyatakan bahwa geosinklin terbentuk memanjang atau seperti cekungan dalam skala ribuan meter, yang terus menurun akibat dari akumulasi batuan

sedimen dan volkanik.Sedangkan geosinklin adalah suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Terdeformasinya batuan di dalamnya dapat dijelaskan sebagai akibat dari menyempitnya cekungan, sehingga batuan di dalamnya terlipat dan tersesarkan. Pergerakan ini terjadi akibat adanya gaya penyeimbang atau isostasi. Kelemahan dari teori yakni tidak bisanya menjelaskan asal-usul vulkanik. Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya vertical. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.

Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan.Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi. Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan dengan teori geosinklin. Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya vertical. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.

Konsep geosinklin oleh geologist Amerika

  • Di suatu ketebalan sedimen, sedimen yang ditemukan pada zona laut dangkal akan mencirikan terdapatnya suatu cekungan (geosinklin)
  • Pengendapan supply sedimen pada geantiklin (sebelah geosinklin) mengikuti rata-rata jumlah sedimentasi yang terendapkan pada cekungan tersebut
  • Geosinklin berada pada daerah marginal sampai dengan continent

Konsep geosinklin oleh geologist Eropa

· · Menjelaskan terjadinya sedimen pada zona laut dalam dan menyimpulkan bahwa geosinklin merupakan daerah yang dalam, berupa cekungan yang relatif memanjang

· · Sulit terjadi kesetimbangan pada sistem pengendapan di geosinklin, dan sejarah serta durasi dari geosinklin bergantung pada rata-rata relatif dari penurunan cekungan dan sedimentasi

· · Geosinklin terbentuk pada daerah marginal sampai dengan continent atau diantara continental masses.

  1. Pembagian geosinklin menggunakan elemen tektonik

Stille 1935-1940

Kay 1951

Krumbein and Sloss 1963; Badgley 1965

Sinityzn and Peyve 1950

Aubouin 1965

Orthogeosynclines

Eugeosynclines

Miogeosynclines

Orthogeosynclines

Eugeosynclines

Miogeosynclines

Orthogeosycline

Miogeosynclinal transitional zone

Primary geosyncline

Geosynclines

Eu-furrows

Mio-furrows

Eu-ridges

Mio-ridges

Parageosynclines

Epieugeosyncline

Postorogenic basins

Secondary geosynclines

Back-deep

Intra-deep

Intracratonal geosynclines

Exogeosycline

Zeugeosyncline

Autogeosyncline

Intracratonic basins

Marginal basin

Yoked basin

Interior basin

Residual geosynclines

Foredeep

Intracratonic furrows

Basins

Taphrogeosynclines

Paraliageosynclines

Rift valley

Coastal geosyncline

Trenchs

Hochkraton

Tiefkraton

Craton

Craton

Stable shelf

Unstable shelf

Platform

  1. Pembagian geosinklin berdasarkan karakteristik batuan

Atlantic type

Andean type

Island arc type

Japan sea type

Miogeosycline

Eugeosyncline

Mountains

Trench

Islands

Trench

Margin of restricted basin

Continental crust

Oceanic crust

Continental crust

Oceanic crust

Intermediate crust

Oceanic crust

Intermediate, modified crust

Abundant A and B

Common C; Rare D; Abundant E

Rare A and B; Rare to abundant F; Abundant H; Common I

Abundant C; Rare to common E; Common to rare G

Locally abundant B; Rare C; Abundant F and G; Common I

Abundant C; Common G

Abundant A and E; Locally common B; C present if basin floor oceanic; Tuffs of F; Rare G

Karakteristik tipe Batuan:

a. Shallow marine and coastal plain clastic sediments

b. Carbonate sediments

c. Interbedded pelagic sediments, thoelitic lavas, and ultrabasic rocks

d. Thoelitic volcanic turbidites

e. Compositionally mature turbidites

f. Calc-alkaline volcanic rocks and minor instrusions

g. Calc-alkaline volcan

h. Continent-derived

i. Intermediate or acid

Beberapa istilah yang sering dihunakan dalam menjelaskan bagian bagian dari geosinklin, diantaranya:

  • Miogeosinklinà geosinklin yang terbentuk sepanjang batas kontinen pada kerak kontinen dan tersusun atas sedimen dengan kehadiran batugamping, batupasir dan serpih.
  • Eugeosinklinà geosinklin yang terbentuk agak jauh dari tepi kontinen. Hal ini mengakibatkan komposisi batuan di daerah ini terdiri dari batuan dengan ukuran butir lebih halus atau endapan-endapan laut dalam. Endapan-endapan di lingkungan eugeosinklin akan mendapa pengaruh yang besar dari deformasi, metamorfosa dan terintrusi oleh pluton batuan beku; terkadan juga mengandung sediment mélange dan terkadang mengandung material eksotis dari flysch.
  • Orthogeosinklinà sabuk geosinklin yang terletak diantara kontinen dan samudera dan memiliki sabuk volcanik internal
  • Zeugogeosynclineà geosinklin yang berada di kraton atau daerah yang stabil yang juga merupakan daerah yang sudah terangkat
  • Parageosynclineà cekungan geosinklin yang terbentuk berbarengan dengan terbentuknya pegunungan geosinklin yang teletak di tengah kraton.
  • Exogeosynclineàparageosinklin yang terletak sepanjang batas kraton dan mendapatkan suplai sedimen tari orthogeosinklin di luar kraton; dikenal juga dengan nama geosinklin delta, foredeep atau cekungan transverse.